GEnerasi MAhardhika mengadakan Sarasehan Budaya pertama kali di desa Wonorejo
Timur Jawa Dulu Lebih Hebat Dari Eropa dan Yunani Kuno
SITUBONDO, (suarajatimpost.com) - Belum lama ini tepatnya 2 Januari lalu, para seniman asal Situbondo dan Banyuwangi berkumpul di Pantai Perengan, Dusun Pandean, Desa Wonorejo, Kecamatan Banyuputih hingga pukul 23.00.
Sarasehan budaya adalah sarana diskusi para seniman dan budayawan.Dari aktifitas ini mereka bertukar pikiran serta membahas perkembangan seni dan budaya di kedua daerah.
"Beberapa hal pokok kita kupas, baik dari aspek sejarah maupun pengembangan budaya,” ujar Sigit, salah satu peneliti sejarah asal Banyuwangi alumni ITS.
Pada kesempatan itu, Sigit melontarkan kalau para leluhur Pulau Jawa ,seperti do timur jawa, memiliki kehebatan yang sangat luar biasa. Tidak terkecuali leluhur Desa Wonorejo.
”Bahkan jauh lebih hebat dari Eropa kuno dan Yunani kuno. Mereka (Yunani dan Eropa kuno) terlihat hebat karena mampu mempropagandakan ke publik,” kata Sigit.
Kehebatan leluhur pulau Jawa ini bisa dibuktikan dengan fakta kejayaan sejumlah kerajaan. Misalnya kerajaan Majapahit juga kerajaan Blambangan.
”Dan ternyata kita kehilangan kejayaan masa kerajaan itu, karena kalah propaganda," ujarnya.
Dibahas juga dalam kesempatan itu tentang apa yang telah dilakukan para leluhur terdahulu. Ternyata, apa yang sudah mereka lakukan bisa dibuktikan keilmiahannya.
”Misalnya ada yang mengatakan karena ada kekuatan jin. Itu ilmiah, hanya keterbatasan kita dalam memahami itu,” kata Sigit.
Ini juga menjadi salah satu bukti kehebatan para leluhur di Pulau Jawa. Terbukti, apa yang pernah dilakukan mereka bisa lestari hingga sekarang ini.
”Dan setelah dilakukan penelitian, ternyata sangat ilmiah,” tambahnya.
Makanya, seniman dan budayawan memiliki kewajiban untuk melestarikan apa yang menjadi peninggalan leluhur. Seniman bertugas menjadikan kekayaan peninggalan leluhur dibentuk seindah mungkin dan dieksplor kepada masyarakat agar menjadi sesuatu yang bernilai seni.
”Makanya saya sangat mengapresiasi pelaksanaan sarasehan ini. Seniman hidup dari karya seninya. Sedangkan Seni dan budaya tidak bisa dipisahkan satu sama lain,” kata Miskawi, budayawan Banyuwangi yang dosen UNTAG.
Menurutnya, budaya muncul dari sesuatu yang dikerjakan secara terus menerus. Makanya, dalam perkembangannya, budaya bisa menjadi negatif dan positif.
”Yang negatif misalnya budaya korupsi. Budaya ini muncul karena dilakukan secara terus menerus,” pungkas Miskawi.
Sarasehan tersebut diselenggarakan oleh karang taruna GEMA (Generasi Mahardhika) Desa Wonorejo.Selain seniman dan budayawan,perwakilan sejumlah komunitas seperti Relawan Budaya Balumbung,Backpaker Situbondo, Slank Fans Club Situbondo (SFCS) dan lainnya hadir meramaikan sarasehan tersebut.
"Ini juga ajang silaturahmi jaringan komunitas peduli budaya," terang Ketua GEMA,Slamet Haryadi.
Komentar
Posting Komentar