GEnerasi MAhardhika bersama Slankers Fun Club Situbondo
Potensi Abrasi Besar, SFCS gandeng GEnerasi MAhardhika Tanam 1000 Mangrove Di Situbondo
Sabtu, 26 November 2016 - 12:34 WIB
Situbondo (suarajatimpost.com) - Melihat potensi abrasi yang besar di jalur pantura Bungatan Situbondo, SFCS (Slankers Fans Club Situbondo) menanam 1000 bibit mangrove secara massal pada Sabtu (26/11).
SFCS mengandeng jaringan komunitas serta instansi terkait. "Bahkan karang taruna GEMA (Generasi Mahardhika) Wonorejo dan KLH (Kantor Lingkungan Hidup) Situbondo juga menyuplai bibit mangrove," tutur Ketua Umum SFCS Mahbub Rusnan atau yang akrab dipanggil Cak Bob kepada suarajatimpost.com.
"Setelah kita mendapat berbagai masukan, kita menerapkan tekhnik tambal sulam .Lahan yang gagal tanam,hasil evaluasinya yaitu kurangnya monitoring. Sejak kami tanam, sekitar seminggu sekali harus kita pantau . Setelah beberapa bulan ,barulah 2 minggu sekali," ujar Cak Bob.
Ditambahkan, jika ada bibit yang roboh itu karena tekniknya bukan berarti salah, sebab tetap dengan poly bagnya dan diberi bilah bambu sebagai penahan."Ya itu tadi, tentu perlu pantauan secara berkala agar bisa segera ditangani.Semoga program ini terus konsisten kita lakukan," tandas pria berambut gondrong itu.
Pantauan suarajatimpost.com ,ada sekitar 150-an massa komunitas, seperti juga dari Backpaker Situbondo.Mereka juga membersihkan pantai dari sampah.
Sabtu, 26 November 2016 - 12:34 WIB
Situbondo (suarajatimpost.com) - Melihat potensi abrasi yang besar di jalur pantura Bungatan Situbondo, SFCS (Slankers Fans Club Situbondo) menanam 1000 bibit mangrove secara massal pada Sabtu (26/11).
SFCS mengandeng jaringan komunitas serta instansi terkait. "Bahkan karang taruna GEMA (Generasi Mahardhika) Wonorejo dan KLH (Kantor Lingkungan Hidup) Situbondo juga menyuplai bibit mangrove," tutur Ketua Umum SFCS Mahbub Rusnan atau yang akrab dipanggil Cak Bob kepada suarajatimpost.com.
"Setelah kita mendapat berbagai masukan, kita menerapkan tekhnik tambal sulam .Lahan yang gagal tanam,hasil evaluasinya yaitu kurangnya monitoring. Sejak kami tanam, sekitar seminggu sekali harus kita pantau . Setelah beberapa bulan ,barulah 2 minggu sekali," ujar Cak Bob.
Ditambahkan, jika ada bibit yang roboh itu karena tekniknya bukan berarti salah, sebab tetap dengan poly bagnya dan diberi bilah bambu sebagai penahan."Ya itu tadi, tentu perlu pantauan secara berkala agar bisa segera ditangani.Semoga program ini terus konsisten kita lakukan," tandas pria berambut gondrong itu.
Pantauan suarajatimpost.com ,ada sekitar 150-an massa komunitas, seperti juga dari Backpaker Situbondo.Mereka juga membersihkan pantai dari sampah.
tidak ada plus satu
Komentar
Posting Komentar