GEnerasi MAhardhika, melestarikan budaya Ritual Dawet di Makam mbah pande

Ritual Siram Dawet Pandean Situbondo, Warisan Turun Temurun

berita terkini
Kepala Dusun Pandean, Fathoni saat menyiramkan dawet di pepunden Mbah Pande
SITUBONDO, (suarajatimpost.com).- Makam Mbah Pande yang merupakan salah satu tempat yang dikeramatkan masyarakat Wonorejo,Kecamatan Banyuputih,Kabupaten Situbondo seringkali dijadikan tempat ritual.Sebagaimana yang dihelat pada Kamis (15/12) siang .Di pepunden Dusun Pandean tersebut dilakukan Ritual Siram Dawet sejak  turun temurun. 
Menurut Kepala Dusun Pandean, Fathoni, aktifitas kebudayaan tersebut dalam rangka  mensyukuri turunnya hujan." Karena ini dilaksanakan setahun sekali di musim hujan.Maka, jika tak turun kita minta cepat turun hujan.Kebetulan sekarang ,hujannya lancar,maka kita juga mengharap keselamatan juga keberkahan. Yang tani, biar taninya bagus,yang nelayan, biar nelayannya bagus," terang fathony.
Dikatakan bahwa dulu mbah buyut leluhur masyarakat pandean adalah Mbah Kusumo merupakan juru kunci makam."Jadi ini sudah lestari secara turun temurun. Dawet yang kita bikin disiramkan ke batu nisan di pepunden ini," tandasnya.
Solihin (56) warga setempat yang merupakan salah satu pengurus yang mengelola dan menjaga pepunden tersebut mengatakan, jika di Jateng filosofi dawet juga terkait harapan mendapatkan keberkahan."Saat orang mau berumahtangga kan ada  ritual dodol dawet di sana," ungkapnya.
Pantauan suarajatimpost.com di lokasi pepunden tersebut, sejumlah tokoh masyarakat  serta masyarakat lainnya hadir mengikuti ritual  yang waktu pelaksanaannya menjelang malam Jum'at Kliwon.Sejumlah ragam sesajen ditaruh di pusara makam.Dilengkapi pula hidangan yang dikonsumsi bersama-sama usai pelaksanaan ritual.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

GEnerasi MAhardhika Jalin Silaturahmi Dengan Puskesmas kecamatan Banyuputih

GEnerasi MAhardhika mengadakan Sarasehan Budaya pertama kali di desa Wonorejo